Jepara – Dalam penyelenggaraan Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional 2017 ini, selain ada lomba baca kitab kuning, pengunjung juga dimanjakan dengan aneka produk buatan santri. Mereka rata-rata adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan varian produk andalan.
Pameran yang berbentuk Bazar UMKM ini terletak di sebelah barat Kampus 2 Pondok Pesantren Balekambang, Nalumsari, Jepara. Salah satunya adalah UD Kampung Karya yang dimiliki Narko Afandi (32), alumnus pondok pesantren Matholi'ul Anwar Tuban. Bapak satu anak ini merintis usaha kopiah kain perca sejak 2011 silam.
Dari namanya bisa ditebak bahwa Narko berhasil mengolah sampah menjadi berkah. “Kain perca sering dibuang sembarang, kami menyulapnya menjadi kopiah unik dan berkualitas,” ujar Narko saat ditemui di lokasi pameran, Minggu (3/12).
Bisa dibilang, Narko berhasil memanfaatkan kain perca yang dianggap sebagai limbah menjadi kopiah kreatif. “Kami berkarya dan berupaya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dengan mendirikan industri kreatif berbasis sosial entreprenur,” katanya penuh semangat.
“Saya punya empat karyawan tetap dan saat-saat tertentu jika pesanan melonjak juga mempekerjakan ibu-ibu rumah tangga,” terang Narko seraya menambahkan karyawannya ada yang berkebutuhan khusus.
Pria yang pernah masuk 10 besar Bank Syariah Mandiri (BSM) Santripreneur Award pada 2015 itu mengisahkan, modal awal yag digunakan adalah mas kawin sebesar Rp 300 ribu. “Harga mesin jahit waktu itu Rp 400 ribu, kekurangannya saya pinjam saudara,” katanya polos.
Narko juga mengisahkan dirinya pernah dikejar-kejar tengkulak karena utangnya membengkak. “Ceritanya saya mau lari ke Sumatera, karena bekal habis saya tidur di masjid Tangerang dan akhirnya malah kerja di tempat kawan di Cirebon,” bebernya lagi.
Beberapa waktu kemudian ia merasa harus balik ke kampung halaman untuk merintis usaha kopiah kain perca.
“Alhamdulillah, usaha ini membuahkan hasil, saya sekarang punya 8 mesin jahit lumayan canggih,” ungkap Narko sumringah.
Tiap kopiah Narko dibanderol murah meriah. “Hanya Rp 15 ribu, beli banyak dapat diskon,” promosi Narko.
Berapa keuntungan yang diraup per bulan? “Alhamdulillah pokoknya mencukupi, kalau kopiah bisa ditekuk, dompet saya sekarang tidak bisa ditekuk,” jawab Narko terkekeh.
Rumah produksi kopiah perca Narko ada di Desa Rengel Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban atau klik di www.kopiahbagus.com.
Inilah salah satu berkah perhelatan MQKN. Selain berkah silaturahim, meningkatkan kualitas pembelajaran santri, juga membuat sumringah pelaku usaha kecil. Kisah kesuksesan santri Narko adalah salah satunya.
Sumber: kemenag.go.id