Menteri Agama Lukman Hakim, Paham Ekstrimis dan Berlebihan Bukan Ajaran Pesantren

JEPARA – Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama Republik Indonesia membuka Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional Ke VI tahun 2017 di Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara Jawa Tengah, Jumat (01/12/2017).

Dirinya mengawali sambutan dengan menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo dan permohonan maaf Presiden karena tidak bisa hadir menyapa para santri.

Memakai baju berwarna putih dan berpeci hitam, dirinya puji MQK yang menjadi ajang olimpiadenya pondok pesantren.

Berdasarkan penuturannya, peserta tidak hanya membaca teks-teks sebagai khazanah klasik, namun menjadi pula cara memasarkan kitab kuning kepada dunia luas.

“Pondok pesantren memberikan sumbangsih dalam menebarkan Islam yang rohmatal lil'alamin, yang lantas berkembang terus di Indonesia.”

“Faham ekstrimis dan berlebihan pasti bukan ajaran yang menjadi tradisi dari pondok pesantren,” tuturnya.

Pesantren tebarkan hawa sejuk di masyarakat.

Lembaga pendidikan ini tidak ramah dengan kondisi yang mengandung fitnah dan tidak benar, atau yang lebih dikenal dengan hoax.

Menag juga puji kitab kuning sebagai khazanah keilmuan yang luar biasa, yang hakekatnya menjadi rujukan utama sejak dahulu kala dalam memahami Al qur'an dan Hadist.

Kitab kuning cukup kaya yang membahas tentang negara, masyarakat hingga konstitusi.

Dirinya berharap agar khazanah keilmuan yang luar biasa ini harus dijaga, dipelihara dan dikembangkan.

Hal tersebut juga diamini oleh Ganjar, Gubernur Jateng yang berharap agar debat konstitusi yang menjadi satu di antara cabang lomba MQK, yang lebih memantapkan kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

Sumber: Tribunnews