Jepara – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid menghadiri Seminar Nasional “Strategi Pengembangan Literasi Siswa untuk Menghadapi Revolusi 4.0 di Era Post Truth”, pada seminar tersebut Kepala Kantor membuka sekaligus memberikan arahan. Mengulas beberapa hal terkait dunia pendidikan. Ia mengungkapkan pentingnya menetapkan tujuan pendidikan yang seimbang antara nilai ubudhiyah dan nilai sains teknologi di Era Post Truth Revolusi 4.0. Sebab menurutnya selain diberi tugas beribadah, manusia juga diciptakan dan didesain untuk menjadi khalifah. Seorang khalifah dipercaya untuk mengelola dunia ini, dan tanpa pengetahuan dan teknologi, mustahil manusia dapat mengelola dunia ini dengan baik.
Sebanyak 340 peserta mengikuti kegiatan Seminar Nasional “Strategi Pengembangan Literasi Siswa untuk Menghadapi Revolusi 4.0 di Era Post Truth” di di Aula Utama MTs N 1 Jepara, Rabu (9/10). Peserta yang berasal dari berbagai kepala madrasah/sekolah, pegiat literasi, guru, tenaga kependidikan dan masyarakat umum di kabupaten Jepara ini merupakan unsur pemerhati pendidikan, sedangkan narasumber yang dihadirkan merupakan tokoh yang sangat kompeten yaitu Drs. H. Abdur Rozaq Alkam, M.Ag., Dr. H. Kisbiyanto, M Pd., Drs. H.A. Syaifulloh, M.Ag., Andang Wahyu T, S E, M.M., dan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi selaku Dosen PPs UNUSIA Jakarta.
Ia melanjutkan arahannya dengan ulasan tentang moderasi beragama, dimana isu tersebut merupakan isu yang krusial guna menangkal paham-paham radikal dan liberal yang dapat menjerumuskan generasi muda pada cara berpikir yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan kearifan lokal bangsa Indonesia dengan aktif di dunia literasi yang kuat.
Selain itu karya literasi sebagai bagian dari agen perubahan sosial juga menjadi fokus bahasan Rosyid. “Literasi tidak dapat dipisahkan dari proses pengembangan kultur masyarakat Indonesia, sebab secara empiris pengejawantahan moderasi keberagamaan dapat menghalau paham-paham ekstrim baik radikal maupun liberal, informasi bohong, opini tanpa dasar serta berita hoax. Dan telah terbukti mampu membangun cara berpikir kritis dan penuh analisa yang sesuai dengan paham ahlusunnah wal jamaah yang dianut bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Tujuan diadakannya kegiatan Seminar Pengembangan Literasi ini adalah untuk menumbuhkan budaya literasi di kalangan pemerhati pendidikan untuk kemajuan siswa berfikir kritis dan problem solving sebagai generasi bangsa yang unggul dan berkualitas. Jadi ke depannya masyarakat bukan hanya terbiasa dan gemar membaca berbagai karya orang lain, namun juga terlatih dan gemar menuangkan ide, gagasan dan pemahamannya dalam bentuk tulisan yang memiliki ekspertice untuk bidang tertentu.
“Rencananya kegiatan ini akan kami tindak lanjuti dengan kagiatan-kegiatan lanjutan dalam bentuk pelatihan menulis atau sejenisnya, untuk memaksimalkan manfaat program-program Kementerian Agama Kabupaten Jepara di bidang pendidikan,” tutupnya. (sn)