Jepara – Semua guru termasuk Kepala dan Guru Raudhatul Athfal (RA) harus mengikuti perkembangan Ilmu dan Teknologi (IT) yang terus berkembang saat ini. Pendidikan RA itu Sifatnya adalah untuk merangsang tumbuhkembangnya bakat dan minat siswa-siswanya melalui permainan-permainan.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Lutfiah dalam pengantarnya pada acara Sosialisasi dan Pembinaan Raudhatul Athfal (RA) di Aula Kantor Kemenag Jepara (06/02) yang diikuti lebih dari 70 RA Jepara menyampaikan Setiap satuan pendidikan jenjang RA, MI, MTs, dan MA wajib menginput data siswa kelas akhir melalui laman sikurma.kemenag.go.id/pdum.
“Raudlatul Athfal (RA) harus ikut mengerjakan PDUM secara online. Yang pertama kali harus dilakukan tentu melakukan pendaftaran (registrasi) akun madrasah (RA) untuk mendapatkan username dan password. Inilah Dasar awal pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini,” terang Lutfiah.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari (06-07/02) diinformasikan bahwa Pengisian aplikasi PDUM (Pangkalan Data Ujian Madrasah) tidak hanya untuk madrasah jenjang MI, MTs, dan MA saja. Ternyata jenjang Raudlatul Athfal (RA) pun harus ikut mengerjakan PDUM secara online. Bahkan bagi RA ini, diberikan batas akhir pengisian PDUM hingga paling lambat 15 Februari 2020. Sesuai dengan surat edaran Ditjen Pendis Kemenag Nomor : B-261/Dt.I.I/PP.00/01/2020 tertanggal 28 Januari 2020.
Langkah-langkah selanjutnya setelah berhasil login ke aplikasi PDUM dapat dikelompokkan dalam lima urutan sebagai berikut : Melengkapi Data Proktor, Melengkapii Data Madrasah, Upload Data Siswa, Pengecekan Data Siswa, dan Cetak Kartu Ujian. Untuk keperluan pendataan kebutuhan blangko ijazah, langkah terakhir (langkah) kelima tidak perlu dilakukan. Mengingat alokasi waktu yang diberikan dalam mengisi PDUM bagi Raudlatul Athfal cukup pendek, seyogyanya masing-masing RA untuk segera mempersiapkan diri mengisi PDUM RA.
Manusia termasuk Unsur Pemerhati Pendidikan itu perlu berproses, bergelut, berjuang untuk menjaga dan menjadi manusia serta mempersiapkan generasi bangsa ke depan memanfaatkan ilmu, teknologi dan kecepatan informasi. Ada pembangunan rohani manusia sejak kanak-kanak, nanti anak-anak itu kalau sudah besar atau dewasa tidak akan bikin repot. Merawat dengan menciptakan kontinuitas pembangunan rohani dengan mengawal perkembangan kehidupan mereka melalui Raudhatul Athfal.
“Kemenag Jepara membina Raudhatul Athfal untuk input data RA agar terkoneksi dengan aplikasi Pangkalan Data Ujian Madrasah (PDUM), sehingga Ijazah RA ke depan akan dicetak dengan Aplikasi ini,” tutup Lutfiah. (sn)