Jepara – Pesan itulah yang diberikan oleh Kepala kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, saat memberi sambutan “sekapur sirih” dalam acara Pisah Sambut Kepala MAN 2 Keling Jepara di Aula MAN 2 Keling Jepara, Jum’at (19/1).
Hadir dalam acara ini, Kapolsek Keling, Danramil Keling, Kepala, Kasubbag.TU, Kasi Pendidikan Madrasah, Pokjawas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Kepala MAN se-karesidenan Pati, serta guru MAN 2 Keling dan MAN Rembang.
Kepala MAN 2 Keling yang lama, Usman Efendi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa beliau terhitung sudah sangat lama bertugas di MAN Keling ini.
“Hingga Januari 2018, terhitung saya sudah bertugas selama 10 tahun 6 bulan. Cukup lama untuk seorang ASN menduduki sebuah jabatan pimpinan madrasah” ujarnya.
Selanjutnya beliau juga mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada guru dan komite yang selama ini membantu beliau dalam mengemban tugas di MAN 2 Keling.
“Saya sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada dewan guru dan komite yang sudah mendukung kami selama kami bertugas. Semoga ditangan kepala yang baru, MAN 2 Keling bisa lebih berprestasi dan semakin mengharumkan nama madrasah di luar sana” tutupnya.
Sementara itu Kepala yang baru, Muhammad Yunus, menyampaikan ”Kulo Nuwun” atau ucapan permisi sebagai pendatang baru meminta ijin memasuki tempat tugas yang baru yakni di MAN 2 Keling Jepara.
“Kami sampaikan Kulo Nuwun kepada para bapak/ibu guru serta komite dan seluruh elemen madrasah. Kami mohon doa dan dukungannya dalam memajukan madrasah kedepannya” ujarnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, dalam sambutan “Sekapur Sirih”nya menyampaikan, menjadi pemimpin bukanlah hal mudah. Seorang pimpinan akan menjadi suri tauladan bagi bawahannya. Jika pimpinannya baik, niscaya bawahannya juga akan ikut baik.
“Jika seorang pemimpin punya kepribadian yang baik, dia akan menjadi role model bagi yang lainnya. Termasuk bapak kepala yang baru” ujarnya.
Beliau juga berpesan kepada kepala madrasah yang baru supaya mampu menciptakan iklim kepemimpinan yang baik dan kondusif. Jangan sampai jadi kepala sebentar sudah di demo guru atau karyawannya.
“Jangan sampai kepala yang baru justru membuat masalah baru di tempat tugas yang baru, dan ditolak ramai, apalagi didemo” ujar Nor Rosyid.
Sebaliknya, jika ada terobosan atau inovasi yang diciptakan oleh pemimpin yang baru itu baik, maka harus diikuti dan didukung dengan sekuat tenaga.
“Jika kebijakannya baik, ikuti. Jika justru serong dan bengkok, luruskan” tutupnya. (fm)