Jepara – Kementerian Agama Kabupaten Jepara dalam hal ini seksi Penyelenggara Haji dan Umroh menggelar Bimbingan Manasik Jamaah Calon Haji (JCH) Masal se-kabupaten Jepara yang bertempat di Gedung Pertemuan Haji Jepara, Senin (25/06).
Hadir dalam kesempatan ini, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Jawa Tengah, Drs. H. Shilikhin, M.M, Asisten II Sekda Jepara, Mulyaji, beserta pimpinan Muspida, dan seluruh Jamaah Calon Haji Kab. Jepara.
Kepala Staf penyelengga ibadah haji sekaligus Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, dalam laporan panitia menyampaikan, kuota jamaah calon haji Provinsi Jawa Tengah sebanyak 30.225 JCH, termasuk yang didalamnya yaitu Kabupaten Jepara 1.238 JCH. Dari jumlah tersebut, yang melunasi di tahap satu berjumlah 1.212, dan tahap dua sebanyak 24 JCH. Sehingga jumlah total pelunasan sebanyak 1.236 JCH. Ditambah Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) 9 orang dan cadangan 2 orang, “jadi jumlah jamaah haji asal Bumi Kartini yang berhak berangkat sejumlah 1.247 JCH,” katanya.
Nur Rosyid menambahkan, 1.243 jamaah dari Kabupaten Jepara akan terbagi menjadi 6 kloter, yang semuanaya masuk di gelombang dua, dengan rincian, kloter 64 berjumlah 172 JCH, kloter 65 sebanyak 355 JCH, kloter 66 berjumlah 355 JCH, yang rencananya akan berangkat tanggal 5 Agustus, sedangkan kloter 67 berjumlah 355 JCH, kloter 98 berjumlah 4 JCH, berangkat 6 Agustus. dan untuk kloter terakhir, yaitu 95 terdapat 2 JCH, nantinya akan berangkat 15 Agustus, “untuk Jamaah termuda pada tahun ini berusia 23 tahun, atas nama M Ulul Uluwwy Nu’mar berasal dari Desa Sidigede Kecamatan Welahan, untuk usia tertua yaitu 87 tahun, atas nama Thoyib Karto Tasmi, alamat Sowan Kidul Kecamatan Kedung,” imbuhnya.
Asisten ll Sekda Jepara, Mulyaji, dalam sambutannya menyampaikan, sebagai calon jamah haji hendaknya senantiasa disyukuri, sebab masih banyak yang mempunyai keinginan berangkat tetapi belum bisa, disebabkan berbagai hal. Dan wujud rasya syukur tersebut yaitu memiliki semangat dan niat yang kuat untuk menguasai ilmu tentang cara berhaji yang baik dan benar, “jangan sampai kita berangkat tanpa bekal, oleh sebab itu kegiatan manasik ini perlu diselengarakan,” katanya.
Momentum ibadah haji hendaknya dijadikan ajang untuk memperbaiki kualitas diri, sehingga ketika pulang dari tanah suci nantinya ada perubahan yang signifikan , baik dalam sikap maupun tindakan, dan diharapkan perubahan ini berdampak pada masyarakat, agar tercipta lingkungan yang agamis, aman, tenteram, dan damai. (fm)