Madrasah NU Mathalibul Huda (MH) Mlonggo tak henti mengukir prestasi tertinggi di bidang Matematika. Kali ini dari ajang Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) ke-12 yang finalnya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, Minggu (16/4). Dari kompetisi yang diikuti 150 ribu siswa-siswi madrasah se Indonesia tersebut berhasil membawa pulang lima penghargaan. Tepatnya, dua medali emas dan empat penghargaan merit.
Sukses ini semakin menunjukkan vitalnya peran Mathalibul Huda Mathematics Olympiad (MMO) dalam mengangkat pamor madrasah ini di Indonesia. MMO adalah nama program pembinaan matematika untuk siswa-siswi madrasah Mathalibul Huda. Pembina MMO Nanang Aries menjelaskan, dua medali emas masing-masing diraih oleh Dewi Aisyah (kelas 11 Madrasah Aliyah/MA) dan Dedi Wahyudi (Kelas 9 Madrasah Tsanawiyah/MTs ). Sedangkan penghargaan merit dipersembahkan Anisa Hayati (kelas 10 MA), Ahmad Novan Alfian (kelas 8 MTs), Mufrihaturrohmayani (kelas 8 MTs), dan M. Firmansyah (kelas 7 MTs). “Kalau di lomba lain, penghargaan merit itu semacam juara harapan,” kata Nanang.
Di luar itu, siswa binaan Nanang Aries dari SDUT Bumi Kartini Jepara juga sukses di ajang yang sama. Mereka meraih satu medali perak (A. Boutros Fatir, kelas 4) dan satu penghargaaan merit (Ahmad Maulana Akbar, kelas 5). Menurut Nanang, KMNR adalah kompetisi matematika yang digelar oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), pengembang Matematika Nalaria Realistik (MNR), yakni dasar-dasar matematika yang diujikan dalam olimpiade matematika internasional. Sebelum tampil di ajang final ini, ratusan ribu peserta di seluruh tanah air harus melewati babak penyisihan hingga semifinal di provinsi masing-masing. “Alhamdulillah anak didik kami bisa lolos ke final, bahkan sampai meraih medali emas,” kata Nanang.
Atas keberhasilan, Kepala MTs NU Mathalibul Huda Mlonggo, Zainuddin mengaku sangat bersyukur, dia mengapresiasi keberadaan MMO yang mampu berkembang membawa nama baik madrasah. “Maka kami berusaha untuk terus mengembangkan MMO dalam rangka syiar madrasah. Nyatanya, meski anak-anak yang kami bina bukan berasal dari keluarga kaya bahkan sebenarnya anak-anak pinggiran sebagaimana umumnya siswa lain di madrasah ini, tapi berkat kemasan pembinaan khusus di MMO, prestasinya bisa membanggakan banyak orang,” katanya. Ke depan, MMO akan dipertahankan dan terus dikembangkan agar semakin banyak prestasi yang diraih. “Kami masih berfikir bagamainama agar kita bisa meraih prestasi yang lebih baik lagi. Jangan sampai mundur ke belakang. Saya mohon doa restu teman-teman seperjuangan di madrasah semoga kami bisa terus membawa nama madrasah ke kancah nasional maupun internasional,” lanjutnya. Kebahagiaan yang sama juga disampaikan Kepala MA Mtahalibul Huda, Sugiwanto.
Kini MMO sedang mempersiapkan sejumlah siswanya ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) mapel matematika tingkat provinsi pada 13 Mei 2017 diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya, mereka menjadi juara Kabupaten Jepara dengan menyisihkan peserta dari seluruh sekolah dan madrasah se-Jepara. Siswa yang maju OSN tingkat provinsi adalah Dewi Aisyah dan Anisa Hayati (MA), serta Ahmad Novan Alfian (MTs). (Sulismanto)