Jepara – Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Rusunawa Kyai Mojo Jobokuto Jepara sebagai salah satu amal usaha POKJALUH (Kelompok Kerja Penyuluh) Agama Islam Kantor Kementerian Agama KabupatenJepara, mengadakan agenda Haflah Akhirussanah yang Ke II pada hari Rabu, 24 April 2019 bertempat di Halaman Blok A Kompleks Rusunawa Kyai Mojo Jobokuto Jepara, yang telah berdiri sejak tahun 2015 lalu.
Sebanyak 5 santriwan/santriwati telah melalui proses uji mutu oleh LMJ (Lajnah Muroqabah Yanbua) kabupaten Jepara dan dinyatakan imtaz dengan predikat sangat memuaskan.
Rangkaian acara tersebut, dimulai dengan kegiatan khaul massal bagi warga Kompleks RUSUNAWA bertepatan dengan bulan Sya’ban atau lazimnya dalam bahasa Jawa disebut Ruwah.
Kegiatan ini juga bagian dari kelompok Binaan bersama para Penyuluh Agama Islam di Majlis Taklim Babussalam Rusunawa akan pentingnya khaul missal untuk mengingatkan kepada karib dan kerabat yang telah mendahului kita dan upaya membangun kesadaran warga untuk ikut andil bagian rasa memiliki terhadap TPQ sebuah lembaga keagamaan satu satunya di kompleks tersebut.
Dalam sambutannya mewakili ketua Pokjaluh, Kuswanto, menyampaikan sebuah pesan pentingnya semangat keberagamaan warga Rusunawa, karena para Penyuluh Agama Islam sudah hadir setiap minggu sekali, bahkan dalam bulan Ramadhan full, hadir mensupport warga melakukan aktifitas agamanya.
“Tak lupa kami ucapkan juga terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan para stake holder yang mendonasikan dana untuk kegiatan tersebut” ujar Kuswanto.
Dalam sambutan kepala Seksi Bimas Islam yang diwakili oleh Badrudin, menyampaikan bahwa perjuangan para Penyuluh Agama Islam di Kompleks Rusunawa melalui TPQ ini dalam upaya membangun generasi Emas Indonesia yang sholih dan berakhlaqul karimah. Sehingga Indonesia menjadi negeri yang Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur dan bermartabat.
Sebagai puncak acara ini adalah Mauidhoh Hasanah yang disampaikan oleh Kyai Ahmad Nasikhin dari Mlonggo, yang pada intinya mengutarakan pentingnya orang tua untuk mendidik anak – anaknya belajar Al Qur’an.
“Apabila telah imtaz dari jenjang Taman Pendidikan Al Qur’an, kegiatan belajar agama dilanjutkan melalui Madrasah Diniyah. Apabila di kompleks ini belum berdiri, maka keluarlah untuk mencari Madin terdekat. Karena TPQ barulah sebuah tahapan pondasi saja yang harus dikembangkan melalui jenjang yang lebih tinggi agar berkembang dan cemerlang ilmunya. Kita perlu mencontoh bagaimana sikap Imam Abu Hanifah yang sangat mendukung pembelajaran agama para putranya. Konon beliau mengirimkan 1.500 unta kepada guru putranya yang telah khatam surat al Fatihah” tutur K. Ahmad Nasikhin.
Lebih lanjut beliau mengajak kepada kita untuk lebih peduli kepada guru-guru TPQ yang telah mengajarkan banyak hal kapada anak-anak kita, karena para ustadzah TPQ adalah orang yang dicintai Nabi. Mereka adalah orang yang menjaga dan mengajarkan Al Qur’an dan dapat mengangkat derajad orang tua dengan memakaikan mahkota kelak pada hari Kiamat. Terlebih itu anak-anak yang pandai membaca Al Qur’an dapat mengangkat kedua orang tuanya dari Neraka. Allohumarkhamna Bil Qur’an. (khoiriyah)