Jepara – KKMI Kec. Kembang mengadakan Pembinaan Guru dan Pegawai Madrasah Ibtidaiyah se-kec. Kembang Jepara bersama Kakankemenag Jepara di Gedung MWC Muslimat NU Kec. Kembang, Selasa (16/1).
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Pengawas pendidikan Kec. Kembang, Kepala MIN Cepogo, Ketua KKMI Kec. Kembang, serta seluruh guru dan pegawai madrasah ibtidaiyah se-kec. Kembang.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperbarui pengetahuan kita akan kebijakan-kebijakan yang baru di Kementerian Agama.
Seperti yang diungkapkan Ketua panitia, Muhammad Rif’an, “Jangan sampai guru kita ketinggalan informasi. Jaman sekarang sudah semakin maju. Guru harus memunyai hasrat untuk berubah menuju perubahan yang lebih baik” ujarnya.
Jika guru sudah menghibahkan dirinya untuk mendidik, maka guru harus bersedia untuk selalu berubah.
“Karena perubahan merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari” ujar Rif’an.
Sementara itu pengawas pendidikan kec. Kembang, Amin Azhar Arif, menyebutkan “ada 155 total guru MI yang berada di wilayah kec. Kembang dengan total 19 guru negeri. Yang 16 bertugas di MIN dan sisanya diperbantukan di madrasah swasta se-kec. Kembang”. Ujarnya.
Dalam sambutannya, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, menyampaikan bahwa guru harus peka terhadap segala hal. Terutama di zaman sekarang, guru dituntut untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi.
“Guru jangan sampai ada yang tidak bisa memakai laptop” ujarnya.
Tuntutan zaman sekarang ini guru harus bisa memakai laptop. Jangan sampai tugas mengetik saja masih diberikan ke orang lain. Guru harus mau belajar supaya mampu mengimbangi perubahan zaman. Jangan sampai guru kalah dengan muridnya dalam hal penguasaan teknologi.
Guru juga harus peka dengan keadaan kelasnya. Karena semua yang terjadi di dalam kelas adalah tanggung jawab guru di kelas.
“Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di kelas sementara guru tidak tau” ujar Nor Rosyid.
Apalagi guru MI adalah guru kelas. Jadi semua hal di kelas guru harus bisa mengontrolnya. Jangan sampai ada murid yang bertindak di luar batas kewajaran. (fm)