Jepara – Kementerian Agama Kabupaten Jepara dalam hal ini Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama Kabupaten Jepara menggelar peringatan Hari Kartini di Aula Kemenag Jepara, Senin (22/04).
Kegiatan dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, menyampaikan bahwa keteladanan oleh RA Kartini tidak hanya bisa ditiru dari perjuangannya dalam menegakkan emansipasi wanita. Tetapi juga dari kisah hidupnya dalam belajar mengenai agama yang dianutnya.
Disamping hal itu, Nor Rosyid, juga menyampaikan bahwa emansipasi wanita memang pantas diperjuangkan, selama memang terjadi ketidakadilan yang dirasakan oleh perempuan dalam menjalani kehidupan. Namun ada kalanya emansipasi tersebut juga justru berjalan di luar jalur yang semestinya.
“Perjuangan Kartini bukan untuk meminta menjadi laki-laki, tidak ada yang salah bila perempuan ingin maju dan mencoba berbagai macam bidang pekerjaan selama tidak membahayakan diri dan orang lain, tidak semata menuntut persamaan hak, tapi Kartini membaktikan dirinya untuk kemajuan kaumnya dengan membuka sekolah putri atas ijin dan dukungan suaminya di kompleks kantor kabupaten dan mengajarkan mereka baca tulis, dengan tetap mengemban tugas sebagai seorang istri” ujarnya.
Kartini terus belajar dan belajar dengan melahap berbagai macam bacaan berbahasa Belanda dari koran, majalah hingga buku-buku yang memberi inspirasi tanpa melupakan posisinya sebagai istri yang mendampingi suaminya yang seorang Bupati Rembang.
“Perempuan bisa meniru perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan hak-haknya. Namun bukan berarti perempuan bisa melupakan tugas dan kodratnya sebagai seorang wanita” ujarnya.
Apa yang diperjuangkan Kartini adalah kebebasan kaumnya untuk mendapatkan kesempatan yang sederajat dengan laki-laki dalam menuntut ilmu, belajar dan berkarya (ditilik dari kondisi sosial perempuan Jawa masa itu) yang terperangkap dalam kultur/budayanya.
Lewat emansipasi peluang kaum perempuan untuk mengembangkan diri baik melalui pendidikan, keterampilan maupun pekerjaan terbuka lebar. Namun emansipasi jangan diartikan bahwa perempuan bisa berubah wujud menjadi sosok laki-laki karena pada dasarnya kedua jenis manusia ini diciptakan berbeda.
Tuhan membentuk perempuan dari rusuk laki-laki tujuannya agar menjadi pendamping yang memiliki posisi yang sejajar dengan laki-laki sehingga mereka saling melengkapi. Tidak bisa dipungkiri saat ini banyak perempuan bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga, tapi hal itu jangan dijadikan alasan untuk membebaskan diri dari fungsi dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.
Sebagai penutup, Nor Rosyid, meminta kepada para perempuan agar selalu terus belajar dengan tetap menjunjung tinggi kehormatan. Perempuan harus maju, namun harus bisa menyikapi bentuk emansipasi dengan pengembangan pola berpikir yang terbuka secara bijak tanpa menyalahi kodrat dan jangan kebablasan. (fm)