Jepara – Musabaqah Qira'atil Kutub (MQK) resmi dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Pembukaan dipusatkan di Aula Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Balekambang, Jepara, Jumat (1/12).
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengatakaan MQK diselenggarakan sebagai bagian dari upaya memupuk komitmen untuk meneguhkan dan merevitalisasi kitab kuning dan pondok pesantren.
“MQK juga menjadi ajang silaturahim dan penguatan nilai-nilai solidaritas dan militansi nasionalisme-keindonesiaan, utamanya di kalangan pondok pesantren,” ujar Kamaruddin Amin di Jepara, Jumat (01/12).
Menurut Kamaruddin, melalui kajian kitab kuning, para santri pondok pesantren tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan keislaman yang moderat. Lebih dari itu, mereka juga mampu menjunjung tinggi perbedaan, serta mengajarkan kedamaian dan saling menghormati.
“Pemahaman keislaman yang secara mayoritas dianut penduduk muslim di negeri ini juga, secara langsung atau tidak langsung, diperoleh melalui kajian kitab kuning,” tuturnya.
“Oleh karenanya, tradisi kajian kitab kuning menjadi ruh keislaman kita, baik untuk komunitas pondok pesantren maupun masyarakat muslim Indonesia secara umum,” imbuhnya.
MQK, lanjut Kamaruddin, juga menjadi salah satu ikhtiar Kemenag untuk mewujudkan Pendidikan Islam Indonesia sebagai destinasi pendidikan Islam dunia.
MQK kali ini melombakan 25 majelis lomba kitab kuning dan 2 lomba debat bahasa Arab dan bahasa Inggris, serta 1 lomba eksebisi. “Di samping itu, terdapat sejumlah kegiatan lainnya, seperti Halaqah Pimpinan Pondok Pesantren, Sarasehan dan Musyawarah MQK, Pentas Seni, Diskusi Kepesantrenan, Pameran dan Bazar,” tambahnya.
Menurut Kamaruddin, kegiatan MQK setidaknya akan diikuti oleh 1.456 santri putra dan putri yang berasal dari 34 provinsi seluruh Indonesia. Semua kegiatan dari rangkaian MQK akan berlangsung mulai hari ini, 1 Desember hingga 6 Desember 2017.
Sumber: kemenag.go.id