Jepara – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Nor Rosyid, mengajak segenap warga masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Jepara untuk dapat memahami sikap moderasi beragama ditengah dinamika zaman yang masih marak akan adanya intoleransi, ekstrimisme dan fanatisme berlebihan yang dapat merusak kerukunan beragama.
Hal ini diungkapkan dalam kegiatan Dialog Lintas Agama Tingkat Kecamatan Jepara bertema Moderasi Beragama untuk Mewujudkan Kerukunan Umat beragama di Aula 1 Kemenag Jepara, Selasa (27/08/2019).
“akhir-akhir ini kita sering dihadapkan sikap para oknum yang mengaku umat beragama namun masih mempraktekkan sikap intoleransi, ekstrimisme bahkan fanatisme berlebihan yang dapat merusak kebhinekaan kita. Jangan sampai kita terlena atau bahkan terjerumus untuk ikut bersikap yang demikian. Hal ini menjadi fokus utama kita untuk bisa menyampaikan sikap moderasi beragama demi terciptanya kerukunan antar pemeluk agama” ujar Nor Rosyid.
Nor Rosyid menyebut moderasi beragama adalah sikap untuk berada di tengah-tengah dan tidak terpikat pada sikap untuk cenderung ekstrimis ataupun liberal.
“Moderasi beragama yang dimaksud adalah paham keagamaan yang berada di tengah-tengah, tidak ekstrim kanan maupun kiri, dan memahami secara absolut keyakinan agama yang diyakini dan memberikan ruang bagi agama lain untuk meyakini ajaran yang dipahami” ucap Nor Rosyid.
Nor Rosyid juga mengajak untuk umat beragama untuk memahami dan mengajarkan ajaran agamanya namun jangan sampai menganggap sama dan memaksa umat agama lain untuk melakukan hal yang sama seperti yang diajarkan agamanya.
“boleh mengamalkan ajaran agamanya tapi jangan sampai menyeragamkannya dengan yang lain. Ajaran agama tiap-tiap agama pasti ada perbedaannya. Untuk itu kita harus mempunyai sikap terbuka untuk menerima perbedaan demi menjaga kerukunan dan kedamaian antar umat beragama” ujar Nor Rosyid.
Menurut Nor Rosyid, maraknya intoleransi karena pengamalan ajaran agama baru sebatas penekanan formalitas, belum menyentuh nilai-nilai esensial.
“Berindonesia hakikatnya beragama dan beragama hakikatnya berindonesia. Agama apapun pasti menekankan pada nasionalisme dan cinta Tanah Air,” ujarnya.
Nor Rosyid juga mengajak setiap umat beragama di Indonesia agar memiliki kesadaran bahwa mengamalkan ajaran agama hakikatnya sedang menjaga keindonesian. Karena Indonesia merupakan negara religius dan agamis, bukan sekuler.
Kegiatan ini sendiri dihadiri sekitar 100 orang tokoh agama dan masyarakat dengan mengundang 3 orang narasumber yaitu Drs. H. Nor Rosyid, MSI (Kakankemenag Kab. Jepara), AKBP Arif Budiman, SIK, MH (Kapolres Jepara), Dr. H. Mashudi, M.Ag (Ketua Umum MUI Jepara, Ketua FKUB Jepara). (luky)